Detail

Nama    SILAT BANJARAN
Jumlah perguruan    0

SILAT BANJARAN

Aliran Banjaran selalu identik dengan rodad. Rodad seperti dinukil dari suaramerdeka.com ialah  seni beladiri dengan muatan spiritual khususnya bernafaskan Islam yang sangat kental. Hanya dengan kesungguhan dan ketekunan aliran Banjaran akan dapat diserap dengan baik dan penyerapannya tidak sama, Tapi dengan di ulang 3-5 kali latihan dengan waktu tiap latihan 2 kali 4 jam maka bisa lebih cepat ilmu ini di kuasai bagi yang berniat mempelajarinya.

Pada 1950-an, pusat dakwah yang didirikan H Busyro moncer berkat rodad. Gerakan jurus Banjaran dipadukan dengan ritme shalawat. Keduanya diiringi musik Islami, tetabuhan yang menggunakan kendang, rebab, rebana seperti sebuah kelompok hadrah (grup musik tradisional bernafas Islam). 


Sejarah

Berawal dari kelahiran K.H. Boesjro Sjoehada, pendekar pencak silat aliran Banjaran pada tahun 1872, sekembalinya dari Tanah Suci beliau mendirikan Pondok Pesantren Binorong di Banjarnegara, Jawa Tengah. Pondok pesantren ini kemudian berkembang pesat dan salah satu santrinya adalah Soedirman yang di kemudian hari menjadi Jenderal Panglima Besar.

K.H. Boesjro Sjoehada kemudian pindah ke Yogyakarta akibat gerakan perlawanan bersenjata yang dilakukannya sehingga ia menjadi sasaran penangkapan yang dilakukan rezim kolonial Belanda. Pencak silat aliran Banjaran yang pada awalnya dikembangkan melalui Pondok Pesantren Binorong kemudian dikembangkan di Kauman, Yogyakarta.

Atas restu K.H. Boesjro Sjoehada, pada tahun 1925 dua orang muridnya yang tangguh yang bernama A. Dimjati dan M. Wahib membuka perguruan pencak silat dan menerima murid di Kauman, yang kemudian dikenal dengan sebutan perguruan Cikauman. Perguruan ini memiliki landasan agama dan kebangsaan yang kuat. Perguruan Cikauman banyak melahirkan pendekar-pendekar muda yang akhirnya mengembangkan cabang perguruan untuk memperluas jangkauan yang lebih luas.

M. Sjamsoeddin, murid Cikauman yang dinyatakan berhasil dan lulus, diizinkan untuk menerima murid dan kemudian pada tahun 1930 mendirikan perguruan Seranoman di Kauman bagian utara. Perkembangan perguruan-perguruan ini semakin hari semakin pesat dengan pertambahan murid yang cukup banyak. Murid-murid dari perguruan ini kemudian banyak menjadi anggota laskar Angkatan Perang Sabil (APS) untuk melawan penjajah dan banyak yang gugur dalam perlawanan bersenjata.

Galeri