Nama | PPS Satria Muda Indonesia | |
---|---|---|
Aliran |
|
|
Tahun Berdiri | 1987 | |
No. Telp | - | |
Alamat | Padepokan Pencak Silat IPSI, TMII, Kel. Pinang Ranti, Kec. Makasar, Jakarta Timur. | |
Kelurahan | Pinang Ranti | |
Kecamatan | Makasar | |
Kota | Kota Jakarta Timur | |
Provinsi | Dki Jakarta | |
Website | klik disini |
PPS Satria Muda Indonesia
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia atau disingkat PPS Satria Muda Indonesia didirikan pada tanggal 19 Juli 1987 di Lembah Pinus Ciloto, Cianjur, Jawa Barat. Berawal pada kegiatan demonstrasi pencak silat pada acara Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, tiga orang pendekar silat dari Sumatera Barat yaitu H. Aboe Zahar, Mayor H. Oemar Machtoeb, dan Lebe Malin Soetan, mengadakan pertemuan dan sepakat untuk mendirikan perguruan silat dengan nama Baringin Sakti yang khusus mengajarkan silat Minangkabau.
Konon nama Baringin Sakti dipilih karena di pusat Kota Padang tumbuh pohon beringin yang besar dan kuat selama ratusan tahun. Perguruan Silat Baringin Sakti mengajarkan silat beraliran Harimau, Kumango, Lintau, dan Pauh.
Ada makna yang mendalam dari lambang perguruan pencaksilat Satria Muda Indonesia, yaitu :Makna Satria Muda adalah pendekar yang kuat lahir dan batin, pemberani dan ksatria, bijaksana dan sopan santun, berbudi luhur dan kasih sayang, penuh cinta serta berbakti kepada tanah air dan Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan pertama didirikannya perguruan ini adalah untuk menghimpun, melestarikan dan mengembangkan aliran seni budaya pencak silat tradisional Indonesia. Para murid yang bergabung dalam SMI dilatih dan dididik tentang keilmuan pencak silat, mulai dari filosofi, semangat juang, hingga mental Silat. Kedisiplinan juga sangat menonjol dalam sistem kepelatihan di perguruan ini.
Sejarah
Salah satu murid H. Aboe Zahar, yaitu Letjen TNI H. Prabowo Subianto, pada era tahun 1980-an merasa prihatin atas kurang diminatinya seni beladiri khas Indonesia ini oleh bangsanya sendiri, apalagi dengan mulai menjamurnya klub-klub seni beladiri dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Letjen TNI H. Prabowo Subianto mengajak para seniornya untuk mengembangkan Baringin Sakti yang beraliran silat Minangkabau menjadi suatu bentuk organisasi pencak silat yang beraliran nasional. Kemudian berdirilah secara resmi organisasi yang diberi nama PPS Satria Muda Indonesia pada tanggal 19 Juli 1987 di Lembah Pinus Ciloto, Jawa Barat.
Tokoh-tokoh perintis PPS Satria Muda Indonesia adalah generasi muda murid-murid H. Aboe Zahar dari Perguruan Silat Baringin Sakti, yaitu Letjen TNI H. Prabowo Subianto, Mayjen TNI H. Ismet Yuzairi Chaniago, Mayjen TNI H.R. Ampi Nurkamal Tanudjiwa, Drs. Edward Lebe H.M., Indra Chatib, Yan Yulidar, Ir. Lukman R.G., H. Robinsyah Goffar, dan Ir. Erizal Chaniago. Pada saat itu juga hadir untuk bergabung beberapa pendekar dari Banten, Pandeglang, Tangerang, dan Sukabumi.
Pada perkembangannya, PPS Satria Muda Indonesia juga merangkul tokoh-tokoh aliran pencak silat lain yang ada di nusantara untuk bergabung dan menjadikannya sebagai pelajaran dalam perguruan ini, di antaranya yaitu aliran silat Minang seperti Silek Tuo, Silek Buayo, Silek Sitaralak, dan juga pencak Sunda seperti Cikalong, Cimande, dan Sabandar. Sedangkan silat Betawi seperti Bongkar Kandang dan Beksi serta aliran-aliran pencak silat lainnya juga ikut diajarkan di perguruan ini.
Konsep pengajarannya adalah diberi pemahaman jurus-jurus kaedah PPS Satria Muda Indonesia, kemudian pada tingkatan lanjut murid akan diminta untuk memilih aliran mana yang diminati. Jika Cimande, maka murid akan belajar kepada guru Cimande yang sudah bergabung di PPS Satria Muda Indonesia, demikian juga bila ingin belajar silek Minang. Dari penjurusan ini diharapkan murid bisa memilih aliran berdasarkan bakat dan minat sehingga bisa melestarikan budaya bangsa dan mensejahterakan guru aliran tradisional.