Nama    Setia Hati Langen Putro Utomo
Aliran     -
Tahun Berdiri    1948
No. Telp    -
Alamat    Kepatihan, Kranggan, Ambarawa, Semarang, Central Java 50613
Kelurahan    Kranggan
Kecamatan    Ambarawa
Kota    Kabupaten Semarang
Provinsi    Jawa Tengah
Website    -

Setia Hati Langen Putro Utomo

Perguruan Pencak SIlat Setia Hati Langen Putro Utomo tidak terlepas dari sosok Aryo Martosiam murid kecer Ki Ngabehi Surodiwiryo pendiri Setia Hati. Awalnya Aryo Martosiam mendirikan Perguruan Pencak Silat di Ambarawa dengan nama Cempaka Putih. Namun pada perkembangannya ketika Tahun 1977 Aryo Martosiam dipanggil oleh Bupati Semarang untuk mendirikan IPSI Cabang Ambarawa.

Saat itu di Ambarawa belum ada perguruan pencak silat, maka nama perkumpulan Cepaka Putih berubah nama menjadi Langen Putro Utomo dan pencak SH yang diajarkannya disebut Langen Joyo Gendilo. Setelah itu, Langen Putro Utomo menjadi berkembang pesat di Amabarawa dan memiliki murid-murid dari Australia sebanyak 30 orang dan dari Inggris sebanyak 1 orang.


Sejarah

Pada tahun 1948, Martosiam mewujudkan cita-citanya mendirikan organisasi pencak silat yang telah disepakati bersama dengan Subuh dan Iskandar, yakni dengan nama “Cepaka Putih” yang berkedudukan di Ambarawa. Sementara Saudara Subuh mendirikan ‘Bangau Putih” yang berkedudukan di Bogor dan saudara Iskandar belum sempat mendirikan organisasi pencak silat karena meninggal dunia.

Mimpi untuk mendirikan perguruan pencak silat ini bermula setelah kebebasannya dari Boven Digul pada tahun 1932. Saat itu Martosiam di ijinkan pulang ke Jawa. Bebas dari penjara Boven Digul Camp, Martosiam masih aktif melakukan gerakan-gerakan perlawanan terhadap pemerintah Belanda. Pada saat perjuangan itu, ia bertemu kembali dengan Subuh dan Iskandar, kemudian mereka bertiga ini bertekad dan berkomitmen untuk mendirikan perguruan pencak silat dengan syarat ada nama “Putih” untuk identitas organisasi setelah merdeka.

Pada saat kembali ke Ambarawa, rupanya sudah ada perkumpulan Setia Hati yang bernama Setia Hati Organisasi (SHO) yang berkedudukan di Semarang dibawah pimpinan Munandar Harjowiyoto, kemudian pada tahun 1935, Martosiam bergabung dengan Munandar Harjowiyoto ke dalam SHO dan menyusul juga ikut bergabung para saudara-saudara SH dari kelompok SH Putih dan SH Merah di tahun 1938.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggak 17 Agustus 1945, pada bulan Mei 1948, Martosiam termasuk salah seorang anggota pembantu PB.IPSI yang pertama. Saat itu ia bersama empat saudara SH yakni Mr.Wongsonegoro, Bung Diro, Raden Maryun Sudirohadiprojo dan Moh.Djumali seorang saudara SH pendiri Taman Siswa merintis untuk membentuk sebuah payung organisasi pencak silat nasional Indonesia. Maka atas usul saudara R.Maryun Sudirohadiprojo dinamai Ikatan Pencak Seluruh Indonesia disingkat IPSI. Pengurus Besar IPSI pertama yang berkedudukan di Solo terpilih sebagai ketua adalah Mr.Wongsonegoro, wakil ketua adalah Suria Atmaja dan Sastro Amijoyo, sekretaris oleh R.Maryun Sudirohadiprojo, Bendahara oleh Suratno. Serta ditambah beberapa anggota sebagai pembantu.

Hingga sampailah Pada tahun 1948, Martosiam mewujudkan cita-citanya mendirikan organisasi pencak silat yang telah disepakati bersama dengan Subuh dan Iskandar, yakni dengan nama “Cepaka Putih” yang berkedudukan di Ambarawa. dan pada perkembangannya yakni tahun 1977 ketika Martosiam dipanggil oleh Bupati Semarang untuk mendirikan IPSI Cabang Ambarawa. Karena di Ambarawa belum ada perguruan pencak silat, maka nama perkumpulan Cepaka Putih berubah nama menjadi Langen Putro Utomo dan pencak SH yang diajarkannya disebut Langen Joyo Gendilo. Setelah itu, Langen Putro Utomo menjadi berkembang pesat di Amabarawa.

Galeri