Nama | Kapten (Pum) Sukowinadi | |
---|---|---|
Tanggal Lahir | unknown | |
Perguruan | PERPI Harimurti | |
Posisi | founder | |
Pangkat | unknown |
Kapten (Pum) Sukowinadi
Sukowinadi lahir tanggal 23 Oktober 1918 di Yogyakarta. Sukowinadi adalah merupakan anak ketiga dari lima orang bersaudara pasangan R. Sumowihardjo dan R. Ngt. Sumowihardjo. Lima orang anak R. Sumowihardjo dan R. Ngt. Sumowihardjo adalah Djaswandi, Hardjo Amidjojo, Sukowinadi, Djasrinah Hadi Puspito serta Sriyati. Sewaktu kecil nama asli dari Sukowinadi adalah Sukamdi. Sukowinadi dibesarkan di Dusun Sawahan, Desa Sumberagung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada saat menginjak usia remaja oleh ayahnya R. Sumowihardjo, Sukowinadi dikirim untuk belajar menari kepada seorang empu tari yang berada di ndalem Tedjokusuman, Yogyakarta. Namun disisi lain dari tempat tersebut, salah satu putera GPH Tedjokusumo yang bemama RM Harimurti mengadakan latihan Pencak Silat bagi para pemuda sewaktu itu. Sukowinadi mulai belajar pencak saat remaja pada usia 12 tahun. Rupanya latihan Pencak Silat lebih menarik bagi pemuda Sukamdi dibanding dengan belajar beksan atau menari. Selanjutnya Pencak Silat ini lebih didalami dibandingkan dengan menari, namun demikian basik tari telah 73 berpengaruh dalam diri Sukowinadi. Sehingga gerak tari sangat mempengaruhi olah krida PERPI Harimurti pada masa perkembangannya. Sukowinadi adalah salah satu murid langsung dari RM Harimurti
Sukowinadi menikah dengan Sumiarti, seorang wanita kelahiran Bandung 28 Desember 1925. Dari pemikahannya tersebut Sukowinadi dikaruniai empat orang anak yang terdiri dari satu orang anak perempuan bemama Supartini dan tiga orang anak laki-laki yag bemama Kombes Pol (Pum) Suko Nugroho, Marsdya (Pum) Suko Kuncoro dan Ir. Widiarto.
Pada masa pra kemerdekaan di Yogyakarta muncul ide penggabungan perguruan perguruan Pencak Silat di setiap daerah untuk membentuk induk organisasi olahraga. Akhirnya pada tahun 1943 sebanyak Sembilan pendekar Pencak Silat di Yogyakarta mendirikan sebuah organisasi bernarna Gabungan Pencak lsi Matararn (GAPEIMA) untuk secara bersama-sama menggalang perguruan Pencak Silat yang tumbuh di Kasultanan Yogyakarta. Kesembilan orang pendekar Pencak Silat Yogyakarta yang turut mendirikan organisasi GAPEIMA antara lain Sukowinadi dari PERPI Harirnurti, Brotosutarjo dari Bima, Moh. Djurnali dari Persatuan Pencak Tarnansiswa, Abdullah dari Pencak Kesehatan, Sukirman dari Latihan Kesehatan Badan, Alip Purwrowarso dari Setia Hati Organisasi, Suwarno dari Setia Hati Terate, Raden Mangkupujono dari Persatuan Hati, Sunardi Surjodiprodjo dari Tunggal Hati serta ditarnbah dukungan dari 18 organisasi Pencak Silat yang ada di Yogyakarta
Dalam masa pembentukan organisasi Pencak Silat sesudah masa kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 yang dulu ada beberapa organisasi Pencak Silat yaitu Perhimpunan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI) di Jawa Barat, Ikatan Pencak Seluruh Indonesia (IPSI) di Jawa Tengah dan Gabungan Pencak Seluruh Indonesia (GAPENSI). PPSI pada waktu itu lebih menitik beratkan kepada aspek seni budaya. Sedangkan IPSI dan GAPENSI cenderung menitik beratkan pada aspek olahraga. Akan tetapi organisasi tunggal olahraga Pencak yang diakui secara resmi oleh pemerintah Indonesia adalah IPSI. Hal tersebut tentunya menimbulkan berbagai perselisihan antara IPSI dan GAPENSI yang tidak kunjung usai. Pada akhimya Sukowinadi yang merupakan salah satu dari anggota GAPENSI keluar dan membentuk sebuah organisasi tandingan bemama Persatuan Pencak Indonesia (PERPI). Dalam kurun beberapa waktu PERPI bergabung dengan IPSI sehingga tidak lama setelah itu GAPENSI yang sudah mulai terisolir melebur kedalam IPSI.
Peran penting Sukowinadi di dalam masa perintisan berdirinya IPSI yaitu ditunjuk Ketua Panitia Penyelenggara Kongres IPSI ke I pada tanggal 21 s/d 23 Desember 1950 di Yogyakarta. Selain itu Sukowinadi merupakan Ketua IPSI Daerah Istimewa Yogyakarta pertama serta duduk sebagai Dewan Pakar PB. IPSI sampai dengan Musyawarah Nasional PB. IPSI ke XI 2003 di Padepokan Pencak Silat Indonesia hingga wafatnya. Sukowinadi banyak menyampaikan saran dan usul kepada Ketua Umum PB IPSI untuk kemajuan IPSI dan Pencak Silat.
Setelah selesainya konflik yang berkepanjangan dan diakhiri dengan Kongres IPSI ke I tanggal 21 s/d 23 Desember di Yogyakarta, pada saat yang bersamaan diangkatlah Sukowinadi sebagai ketua IPSI Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama dan Mohammad Djumali sebagai ketua seksi teknik PB IPSI sekaligus kepala seksi pencak silat di PP dan K Yogyakarta. Dua tahun berikutnya R.M.S Dirjo Atmodjo juga dijadikan kepala seksi pencak silat pada Inspeksi Pendidikan Jasmani, PP danK Jawa Timur.
Sejak mendirikan PERPI HARIMURTI pada tanggal 23 Oktober 1932 kehidupan Sukowinadi tidak bisa lepas begitu saja dari Pencak Silat. Meski begitu Sukowinadi juga berjuang dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lain. Sukowinadi pemah menjadi kepala Hollandsch Inlandsche School (HIS), guru, sipir penjara dan terlama masuk di jajaran Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sebagai anggota Corps Polisi Militer (CPM) dan pensiun dari kedinasan militer pada tahun 1965 dengan pangkat Kapten. Setelah itu Sukowinadi terakhir pemah membantu mengajar di Universitas Janabadra Yogyakarta sebagai bukti jalinan erat persahabatannya dengan K.P.H Soedarisman Poerwokoesoemo.